Karma adalah film horor Indonesia yang diproduksi pada tahun 2008 dan dibintangi oleh Dominique Agisca Diyose, Joe Taslim, HIM Damsyik, dan Jonathan Mulia. Film ini adalah film horor yang pertama menampilkan kebudayaan Tionghoa-Indonesia di Indonesia sebagai latar ceritanya.
SINOPSIS
Sandra (Dominique) dan Armand (Joe Taslim) adalah pasangan yang bertemu di Australia dan mengakibatkan kehamilan Sandra. Armand yang ingin bertanggung jawab, ingin menikahi Sandra dan tinggal di Indonesia untuk mengurus bisnisnya. Untuk itu, Sandra harus tinggal bersama keluarga Armand yang bertitel Guan. Keluarga Guan berisi Tiong Guan (HIM Damsyik) sang kakek yang kini menggunakan kursi roda jarena mengidap stroke, anaknya Phillip Guan (Henky Solaiman) yang juga ayah Armand, dan Martin Guan (Verdi Solaiman) saudara Armand namun berbeda ibu yang masih lajang. Setelah penyambutan yang cukup tidak menyenangkan, akhirnya Sandra dan Armand memutuskan untuk tetap tinggal setidaknya sampai mereka menikah dan membeli rumah baru. Kejadian-kejadian aneh muncul sejak malam pertama Sandra tinggal di rumah keluarga Guan, terlebih karena Armand harus bolak-balik Jakarta-Singapura untuk pekerjaan.
Kelakuan-kelakuan di rumah Guan juga tak kalah aneh, Martin terdengar sering masturbasi dengan dalih dari para pembantu bahwa itu karena Martin masih lajang. Kemudian tingkah pembantu yang aneh dan menceritakan bahwa para perempuan yang memasuki keluarga Guan selalu kena sial. Dalam kunjungan Sandra ke toko peralatan bayi, tetangga keluarga Guan bernama Ria yang dulunya pacar Martin mengatakan bahwa kelakuan Tiong Guan selalu aneh tiap kali ada wanita yang memasuki rumahnya. Ketika berjalan di dalam rumah, Sandra menelusuri sebuah gudang dimana terdapat foto-foto lama, segera ia menjumpai hantu kembali, hantu ini , berbunyi bersamaan bunyi kerincingan dan semua hal itu cukup untuk membuat Sandra pingsan. Hal itu membuat perdebatan dan argumen yang akhirnya berujung pada pernikahan Sandra dan Armand. Di pernikahan itu Sandra berkenalan dengan fotografer keluarga Guan, Hariman (Adi Kurdi). Lewat fotografer itu, Sandra meminta foto-foto lama di gudang untuk direparasi. Di studio milik Hariman, Hariman menceritakan bahwa ayahnya sudah mengabdi kepada keluarga Guan sejak lama, Tiong Guan sangat menyukai hasil foto ayah Hariman sehingga bisa membuka studio foto dan membeli peralatan. Hariman juga menyatakan bahwa seharusnya keluarga Guan adalah keluarga yang bahagia, namun selalu tersandung masalah perempuan. Setelah istri Tiong Guan meninggal setelah melahirkan Phillip, Tiong Guan sering menikah lagi namun istri-istri itu selalu meninggal saat mereka melahirkan berikut bayinya. Dan saat Phillip yang dua kali menikah mengalami nasib serupa kendati anak-anaknya selamat. Sandra membawa foto salah satu istri Tiong Guan bernama Dewi yang kabur sebagai referensi untuk penyelidikan.
Di rumah, Nani, seorang pelayan mengatakan bahwa ibunya pernah berfoto dengan wanita itu. Setelah mendapat alamat dari ibu Nani, Sandra pergi ke rumah Dewi. Dewi justru mengusir Sandra walau Dewi menyarankan satu hal: lihat dalam laci kamar Tiong Guan. Keesokan harinya Sandra menemukan sebuah foto di dalam laci. Sandra menanyakan hal tersebut kepada Dewi lagi dan Dewi menyuruhnya untuk pergi ke Kelenteng Lasem. Seorang pengurus kelenteng bernama Holianto (Jaya Suprana) menjelaskan asal usul foto tersebut. Kisah itu terjadi 70 tahun yang lalu. Tiong Guan muda (Jonathan Mulia) adalah seorang malas yang berbeda dengan pemuda Cina kebanyakan yang rajin berdagang. Dikaruniai wajah yang rupawan, ia selalu mendekati wanita dan hatinya berakhir di Giok Lan, kekasihnya yang sama-sama bosan miskin. Tiong Guanpun membuat rencana untuk kaya dari Ling Ling (Jenny Chang), anak dari seorang juragan batik. Tiong Guan medekati Ling Ling untuk mendapatkan hartanya saja semakin semangat untuk menikahi Ling Ling saat tahu kalau wanita itu sakit-sakitan. Kematian Ling Ling dua hari sebelum pernikahan tidak membuat Tiong Guan patah semangat, sebuah adat cina lama bernama Ming Hun memungkinkan perkawinan antara manusia dan mayat terjadi. Tiong Guan lalu kembali kepada Giok Lan dan mengatakan upayanya untuk menjadi orang kaya dapat tercapai. Konon, arwah Ling Ling mengutuk agar wanita yang memasuki dan menjadi keluarga Guan tidak akan selamat.
Sesampai di rumah Guan. Sandra berupaya untuk memusnahkan karma dalam keluarga dan berpikir apabila Tiong Guan sang pembuat karma meninggal, maka karma tidak akan ada lagi. Jadilah Sandra membunuh Tiong Guan dengan cara menceburkannya ke dalam kolam renang. Martin yang menjadi saksi peristiwa itu justru berterima kasih kepada Sandra, mungkin selama ini Martin tidak berhubungan dengan wanita karena Tiong Guan dan karma, dan pemikiran Martin berakhir seperti pemikiran Sandra. Setelah pemakaman Tiong Guan, atmosfer dirumah Guan mencerah, Armand dan Sandra bahagia, Martinpun kini memutuskan untuk mengakhiri masa lajangnya. Sandra, akhirnya melahirkan dan di saat melahirkan, Ling Ling datang dan membunuhnya bersamaan dengan lahirnya anak Sandra, yang berjenis kelamin laki-laki. Menandakan bahwa karma Guan tidak berakhir.
TRIVIA
1. Nama aktris Dominique Diyose dipasang di atas judul filmnya. Mengingatkan orang pada aktris yang juga penyanyi dangdut Dewi Perssik yang dipasang di atas judul Tiren.
2. Karma merupakan debut bagi sutradara Allan Lunardi. Uniknya, filmnya yang kedua Summer Breeze malah dirilis lebih dahulu pada pertengahan bulan Mei silam.
3. Agak jarang sineas tanah air membuat film berlatar belakang budaya atau etnis Tionghoa peranakan. Sekalinya muncul malah berurutan dimulai dari May, disusul Tri Mas Getir (meskipun dalam versi main-main) dan sekarang Karma.
4. Produser Elvin Kustaman memilih film ini lantaran faktor cerita yang menarik, tuntutan pasar dan kemampuan produksi kita. Genre horor tetap menjadi pertimbangan namun dengan latar belakang unik: budaya Tionghoa.
5. Sebagai film yang unik, para pemainnya rata-rata berdarah Tionghoa. Namun ada juga yang bukan macam HIM Damsyik, Jonathan Mulia, Lenny Jaya Dewi hingga Adi Kurdi.
6. Aktor senior Henky Solaiman adalah ayah kandung dari Verdi Solaiman. Film Karma menjadi momen pertama kali mereka tampil bareng di layar lebar. Di serial TV Alya atau film pendek The Anniversaries sempat pula keduanya dalam satu frame.
7. Sri Aksana Sjuman alias Wong Aksan yang menjadi penata musik menggunakan teknologi Music Software Cubase SX 4. ”Dengan time wrapnya yang sangat memudahkan mengatur tempo dan mengedit sequence-sequence,” begitu ucapnya dalam sebuah wawancara. Sedangkan instrumen musik yang digunakan adalah string kwartet, piano dan gamelan.
8. Bagi Jenny Chang film ini penampilan perdananya di layar lebar. Dalam May, filmnya yang kedua, mantan atlet bola basket ini mendapatkan peran utama hingga mencuatkan namanya. Boleh jadi lantaran faktor tersebut, nama Jenny dicantumkan dalam poster film Karma. Padahal scene-nya tidak banyak.
9. Untuk ke sekian kali penata artistik Iri Supit menghidupkan atmosfer oriental dalam film berlatar budaya Tionghoa. Sebelumnya dia juga sukses menggarap proyek semacam ini dalam Ca Bau Kan dan Gie.
10. Opening/Main Title dibuat oleh Martin Surya, desainer grafis yang sempat menggarap untuk beberapa film Hollywood macam Spygame, Paycheck, The Recruit, The Interpreter hingga The Last Shot.
Sutradara | Allan Lunardi |
---|---|
Produser | Yeyet Sugriyati |
Penulis | Elvin Kustaman (ide cerita) Salman Aristo (Skenario) |
Pemeran | Dominique Agisca Diyose Joe Taslim HIM Damsyik Jonathan Mulia Henky Solaiman Verdi Solaiman Jenny Chang Jonathan Mulia Waluyo Leny Jaya Dewi Adi Kurdi Lucy Roswita Maria Glenon Jaya Suprana |
Musik oleh | Aksan Sjuman |
Sinematografi | Enggong Supriadi |
Penyunting | Ramatyo Wicaksono |
Distributor | Credo Pictures |
Tanggal rilis | 25 Juli 2008 |
Durasi | 87 Menit |
Negara | Indonesia |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar