Kamis, 24 Juni 2010

SUSTER KERAMAS




Suster Keramas adalah film horor komedi dewasa Indonesia yang diproduksi oleh Maxima Pictures dan didistribusikan oleh Maleo Pictures. Film ini disutradarai oleh Helfi Kardit dan dibintangi oleh Rin Sakuragi, Herfiza Novianti, Rizky Mocil, Zidni Adam, dan Shinta Bachir.

Film ini berkisah mengenai seorang wisatawan Jepang (Rin Sakuragi) yang mencari saudaranya yang berprofesi sebagai suster di Indonesia. Ironisnya, saudaranya itu ternyata sudah meninggal.[1]

Suster Keramas dirilis di Indonesia pada 31 Desember 2009. Tiket film Suster Keramas telah terjual sebanyak lebih dari 800.000 tiket,[2] sementara film lokal lain pada saat itu sulit untuk menjual 300.000 tiket.[3] Namun, film ini mengundang kontroversi karena dinilai hanya mengumbar tubuh perempuan saja.

SINOPSIS

Keyla (Herfiza Novianti) adalah seorang mahasiswi yang kini ingin menginap di sebuah villa bersama kedua temannya, Barry (Rizky Mocil) dan Ariel (Zidni Adam) untuk mengerjakan tugas kuliah. Rencana tersebut tidak dipenuhi secara maksimal karena tingkah Barry dan Ariel yang memuja film porno dan perilaku mereka yang malas dan konyol. Namun sejak berada di villa itu, Keyla kerap mengalami hal-hal aneh. Ia menganggap itu semua adalah salah satu akibat dari kematian orangtuanya.

Sementara Barry dan Ariel pergi berbelanja dan berniat pulang, mereka bertemu dengan seorang gadis berkewarganegaraan Jepang bernama Michiko (Rin Sakuragi) yang datang ke Indonesia bersama Mang Odong (Yadi Sembako) sebagai teman perjalanannya. Michiko datang ke Indonesia untuk memberikan barang milik ayahnya, Tuan Tanaka yang meninggal beberapa minggu yang lalu, kepada seorang perawat bernama Karmila. Karmila adalah seorang suster yang pernah mengurus Tanaka di Indonesia, dan barang itu mungkin sebagai ungkapan terima kasih.

Michiko membuat Barry, Ariel, dan Odong tergila-gila padanya. Hingga di dalam lamunanpun mereka melihat Michiko. Di sebuah pagi, Keyla yang sedang sendirian berkenalan dengan penghuni villa sebelah, Jeng Dolly (Shinta Bachir) dan Roy Konak (Alex Abbad), pasangan ekshibisionis yang mengundang Keyla dan teman-temannya ke pesta ulang tahun Roy. Setelah dijelaskan oleh Ariel tentang kiprah suami-istri itu di dunia pornografi, Keyla menyatakan bahwa merekalah yang suka mengintipinya di rumah, dengan bukti sebuah anting bundar yang tidak diketahui pemiliknya. Ariel pun mengemablikan anting itu kepada suami-istri itu dan sebagai hadiah, Ariel diperbolehkan menjadi dubber film porno Jepang ke Bahasa Jawa. Di sisi lain, Barry berhasil mendapatkan alamat Suster Karmila dari puskesmas setempat. Namun, penduduk lokal disana sepertinya tidak ingin mengatakan lebih lanjut mengenai Suster Karmila.

Malam harinya, Barry, Odong, dan Michiko berhasil sampai di villa yang terfoto di foto yang dibawa Michiko. Barry menunggu di luar sementara yang lain kedalam. Didalam, mereka bertemu Suster Karmila dan diluar, Barry mendapat info dari penduduk lokal bahwa semua penghuni villa itu sudah meninggal. Maka setelah bertemu dengan hantu, mereka pun melarikan diri dari villa itu. Keesokan harinya, Keyla mencari informasi di Internet mengenai Suster Keramas. Selanjutnya, Barry dan Michiko bertemu seorang suster yang mengatakan nasib Karmila. Karmila dulu telah menolong Tanaka dari sebuah kecelakaan dan akhirnya Tanaka jatuh cinta dengan Karmila. Saat mereka berdua akhirnya berhubungan badan, hal itu diketahui oleh seorang anak kecil yang mana anak itu menyebarkannya pada penduduk sekitar villa. Setelah itu, Tanaka diusir sementara Karmila menghilang.

Diantara cerita tersebut, sang suster mengatakan penguni villa sebelah Tanaka yang merupakan anak kecil itu adalah Roy Konak. Sepulangnya dari rumah sang suster, Michiko menangis karena Karmila sudah tiada. Ia melihat isi kotak yang diberikan Tanaka yang isinya adalah warisan aset-aset Tanaka kepada Karmila. Di villa Roy Konak, Jeng Dolly yang baru mengetahui nama Suster Keramas dari Barry, menyebut nama Suster Keramas tiga kali, yang mana hal tersebut dilarang. Maka Jeng Dolly pun meninggal dibunuh Suster Karmila. Lalu, Roy Konak yang menemukan istrinya mati menyesal ketika ia dulu masih kecil telah mengadukan perbuatan Tanaka dan Karmila. Roy akhirnya berakhir sama seperti istrinya.

Di villa, setelah Keyla memanggil nama Suster Keramas tiga kali, suster itu tidak menyerangnya, namun justru malah memeluknya. Setelah beberap kilatan adegan, ternyata hasil hubungan Karmila dan Tanaka adalah Keyla. Kemudian, sebelum Karmila menghilang (sebenarnya dikejar massa karena bertindak mesum), Keyla dilahirkan dan Karmila menaruhnya di salah satu villa. Kebetulan, villa itu adalah milik ayah dan ibu angkat Keyla. Saat sadar karena dibangunkan oleh Odong dan Michiko, Keyla memeluk kakak kandungnya, Michiko. Film berakhir dengan Barry dan Ariel yang menemui Jeng Dolly yang katanya menggantikan Suster Keramas, karena sang suster sudah bahagia di alam sana.

PEMERAN

SENSOR

Lembaga Sensor Film (LSF), dalam menyensor film ini, tidak mengikutsertakan perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), dengan alasan bahwa film Suster Keramas bukanlah film agama.[6] MUI sempat memberikan sinyal akan menarik perwakilan dari LSF karena beberapa film yang dianggap berbau porno berhasil lulus sensor, dan MUI mencontohkan film Suster Keramas.[6]

Untuk menyeleksi penonton, dilakukan pemeriksaan kartu tanda penduduk (KTP) bagi penonton film Suster Keramas di bioskop jaringan 21 dan XXI.[7] Penonton harus menunjukan KTP untuk membuktikan bahwa usianya diatas 17 tahun.

TANGGAPAN

Penjualan tiket film Suster Keramat mencapai lebih dari 800.000 lembar. Namun, film ini dikritik hanya mengeksploitasi adegan vulgar[4][3], seperti yang dinyatakan oleh mahasiswa dari aktivis Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Bandung Raya dalam aksi protesnya 8 Januari 2010.[8] Mereka menyatakan bahwa Suster Keramas hanya mengeksploitasi tubuh perempuan, serta menurunkan harkat wanita. Produser film ini Ody Mulya Hidayat menyatakan bahwa tuduhan tersebut merupakan salah persepsi, serta mengatakan bahwa mereka hanya memberikan hiburan saja

KONTROVERSI

Sebelumnya, Maxima Production berusaha mengundang bintang porno Jepang Maria Ozawa untuk bermain film di Indonesia, namun dibatalkan karena penentangan oleh ormas Islam seperti Front Pembela Islam.[4] Pihak Maxima menyatakan bahwa mereka sudah terlanjur kontrak dengan manajemen Miyabi, sehingga mereka mengambil bintang lain, yaitu Rin Sakuragi.[4][9]

Dengan kedatangan bintang porno Rin Sakuragi, film ini menimbulkan kontroversi. Mahasiswa dari Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Bandung Raya melakukan demonstrasi pada Jumat, 8 Januari 2010, karena menilai bahwa film itu penuh dengan adegan vulgar dan tidak mendidik.[8] Massa dari Himpunan Mahasiswa Keperawatan Sulawesi melancarkan unjuk rasa di Makassar, meminta pencabutan izin edar film ini.[10] Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari menilai film ini berbau porno.[11] Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Samarinda, Kalimantan Timur, meminta agar film ini dilarang.[12][3] Majelis di Palembang sendiri telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan film ini haram.[3] MUI pusat mendukung pilihan tersebut, namun tidak mengeluarkan fatwa terhadap film ini.

Sutradara Helfi Kardit
Produser Ody Mulya Hidayat
Penulis Abbe Ac
Pemeran Rin Sakuragi
Herfiza Novianti
Rizky Mocil
Zidni Adam
Shinta Bachir
Musik oleh Joseph S. Djafar
Sinematografi Nofi SY Kardit
Penyunting Aziz Natandra
Distributor Maxima Pictures
Tanggal rilis 31 Desember 2009
Durasi 82 menit
Negara Indonesia
Bahasa Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar